Saya sesekali agak kesulitan dalam EYD. Maklum sudah lama lulus SMA, gak pernah belajar bahasa Indonesia.
Sekedar penyegar kalau lagi lupa, misalnya:
1. Kata tanggung dengan jawab penulisannya dipisah, yaitu tanggung jawab. Sama halnya dengan kambing hitam, tanda tangan, terima kasih, rumah sakit, tanggung jawab, kambing hitam, dll.
Bila kata-kata diberikan imbuhan:
a. Imbuhan depan saja/belakang saja, maka tetap dipisah: berterima kasih, bertanggung jawab, tanda tangani.
b. Imbuhan depan dan belakang, maka digabungkan: menandatangani, mengkambinghitamkan, pertanggungjawaban, dll.
2. Kata antar dengan daerah harus digabungkan penulisannya menjadi antardaerah. Sama halnya dengan penulisan dwi... tri... dll.
3. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata:
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Arti gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal; kasatmata; matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal; kasatmata; matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
4. Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam kombinasinya.
Contoh: tunanetra; tunawisma; narasumber; dwiwarna; perilaku; pascasarjana; subseksi; dll.
5. Contoh kata gabungan lain di bawah:
- Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung. Contoh: non-Indonesia; SIM-ku; KTP-mu.
- Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang berupa kata dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan. Contoh: Mahabijaksana; Mahatahu; Mahabesar. Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan esa ditulis terpisah => Maha Esa.
6. Kata “antar” merupakan terjemahan dari kata “inter” dalam bahasa Inggris. International = antarbangsa, intercity = antarkota.
Ia merupakan kata penghubung sehingga penulisannya harus disatukan dengan kata dasar yang mengikutinya, seperti halnya kata dwi, tri, catur, maha, swa, pra, tuna, anti, pasca, dan non. Jika diikuti oleh bukan kata dasar, maka penulisannya disambungkan dengan tanda penghubung (-).
antaranggota, antarbus, antarkota, antarkota
antar-pengurus, antar-pemeritah, antar-kepala desa
Kata “antar” juga berfungsi sebagai kata kerja yang artinya semakna dengan kirim (mengirimkan), bawa (membawa), atau sampai (menyampaikan). Contoh: saya mengantarkan, nanti saya antarkan, diantarkan olehnya, dia sebagai penganjar, menulis kata pengantar, proses pengantarannya dikawal polisi.
Antara
Kata “antara” merupakan kata benda. KBBI mengartikanya dengan “jarak (ruang, jauh) di sela-sela dua benda. Misalnya: tiang yang satu dengan yang lain antaranya empat meter.
1.
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2.
Partikel pun
Tidak seperti partikel lah, kah, dan tah yang ditulis serangkai, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro.
Tak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.
Akan tetapi, frasa yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, sekalipun dan walaupun, ditulis serangkai
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikan.
Baik mahasiswa maupun aktivis LSM ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3.
Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 20.000 per helai.
Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2.
Partikel pun
Tidak seperti partikel lah, kah, dan tah yang ditulis serangkai, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro.
Tak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.
Akan tetapi, frasa yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, sekalipun dan walaupun, ditulis serangkai
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikan.
Baik mahasiswa maupun aktivis LSM ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3.
Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 20.000 per helai.
4.
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
No comments:
Post a Comment